Cepatnya pertukaran informasi di media sosial selain menyuburkan demokrasi, juga menimbulkan tantangan, yaitu masifnya penyebaran fake news. Fake news dianggap sebagai salah satu dari sepuluh bahaya teratas bagi masyarakat di seluruh dunia. Intervensi untuk mengurangi bahaya fake news ini telah dilakukan oleh para ahli dari berbagai bidang, baik teknologi informasi, komunikasi maupun psikologi. Intervensi dari teknologi informasi umumnya dilakukan melalui algoritma komputer, misalnya dengan mengurangi fitur filter bubble yang terdapat di media sosial. Filter bubble adalah aktivitas media sosial dengan menggunakan algoritma untuk memilihkan konten berdasarkan keterhubungan dengan konten yang sebelumnya dikonsumsi oleh pengguna media sosial. Intervensi untuk mengurangi fake news umumnya dilakukan dengan mengekspos pengguna media sosial dengan konten yang lebih bervariasi, sehingga memungkinkan pengguna mengakses informasi dari sudut pandang yang lebih beragam.

Baca lebih lanjut