Bagi pengguna aktif media sosial saat ini pasti sudah sangat familiar dengan istilah “Daddy Issues”. Namun, istilah ini seringkali disalahpahami oleh banyak orang. Daddy issues sendiri bukanlah istilah medis ataupun psikologis yang tercantum dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), tetapi istilah ini memang sering digunakan di media sosial atau kehidupan sehari-hari untuk menggambarkan perempuan yang memiliki pasangan pria yang umurnya lebih tua. Jadi, apa sebenarnya daddy issues itu?

Baca lebih lanjut

Bahasan tentang seks dapat dikatakan masih tabu dikalangan masyarakat pada umumnya, padahal efeknya jauh lebih berbahaya jika pembicaraan tentang seks terus dianggap hal yang tabu. Edukasi seks di keluarga maupun di institusi pendidikan masih banyak ditentang atau dianggap tidak pantas diberikan, apalagi pada anak-anak usia dini. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa bahasan tentang seks tidak dapat dihindari selamanya, khususnya pendidikan seksual. Mengapa penting untuk membahas hal ini berdasarkan perspektif psikologi?

Baca lebih lanjut
keluarga cemara

Keluarga Cemara merupakan cerita dari sinetron lawas yang diangkat dalam bentuk layar lebar di tahun 2018. Keluarga ini terdiri dari Abah (ayah), Emak (ibu), dan anak-anaknya, Euis dan Ara/Cemara. Dikisahkan pada film pertama ini, keluarga Cemara mengalami kebangkrutan karena penipuan dalam bisnis, sehingga rumah mereka disita dan mereka berpindah ke desa untuk melanjutkan kehidupan. Abah mengamati dan berasumsi bahwa keluarga kecilnya tidak kerasan di desa hingga ia memutuskan (secara sepihak) untuk menjual rumah di desa sebagai modal untuk kembali ke Jakarta. Hal tersebut tidak sesuai dengan kondisi anak-anak, terutama Euis dan Ara yang mulai beradaptasi dan menyukai lingkungan barunya. Asumsi yang tidak disertai komunikasi yang lancar membuat keputusan yang dibuat Abah keliru dan tidak mendapat persetujuan anggota keluarga yang lain.

Baca lebih lanjut

“Saya bekerja dan memiliki penghasilan. Sepertiga penghasilan saya digunakan untuk menghidupi orang tua saya. Sepertiga lagi saya gunakan untuk membayar hutang dari bisnis orang tua saya. Sepertiga sisanya saya gunakan untuk biaya hidup saya selama satu bulan. Jujur saya sedang bingung karena sekarang saya masih sendiri. Akan tetapi, sebentar lagi saya mau menikah dan bingung mau membiayai keluarga saya nanti seperti apa.” Begitulah kisah dan keluh kesah dari sebagian kecil dari para sandwich generation yang memiliki beban menghidupi diri sendiri, orang tua, dan juga anak-anaknya. Apakah Anda termasuk yang memiliki kisah yang serupa? Lalu apa yang bisa dilakukan untuk menyeimbangkan semua kebutuhan?

Baca lebih lanjut

Ketika anaknya berusia 2 tahun dan belum mengucapkan satu patah kata pun, seorang ibu sudah mulai khawatir dan bertanya-tanya dalam hatinya, “Ada apa dengan anakku? Apakah hal tersebut normal atau tidak?” Tidak banyak yang diketahui oleh sang ibu tersebut, karena pengalamannya bersama anaknya itu merupakan pengalaman pertamanya menjadi seorang ibu. Sungguh anugerah yang luar biasa baginya, tapi tidak banyak yang ia ketahui mengenai pengasuhan dan perkembangan anak, karena memang tidak dipelajari ketika ia bersekolah maupun berkuliah. Sang ibu berdiskusi dengan suami dan orang-orang di sekitar, banyak yang berpendapat bahwa ia hanya perlu menunggu hingga anaknya akan mulai berbicara pada waktunya.

Baca lebih lanjut

Sejak Februari 2022 dunia tidak hanya dipertontonkan kabar pandemi, tetapi juga ketegangan militer yang berpusat di Ukraina. Hampir semua kanal berita televisi dan headline koran secara “vulgar” memperlihatkan realita yang mengaduk emosi kita semua, mulai dari tindakan agresi militer, perjalanan panjang pengungsi perang melewati perbatasan, hingga darah dan reruntuhan bangunan yang menyelimuti tubuh korban perang. Derasnya dan aksesibelnya informasi grafis terkait perang yang sedang terjadi juga tak terelakkan dari anak-anak kita meninggalkan “PR” baru bagi kita sebagai orang tua: perlukah anak-anak menyaksikan kabar perang? Bagaimana anak-anak secara tidak langsung terdampak oleh berita tentang perang? Dan apa yang dapat dilakukan orang tua dalam mengatasi dampak tersebut?

Baca lebih lanjut

Hingga saat ini, banyak anak yang mengalami kekerasan seksual. Apa itu kekerasan seksual? KBBI mengartikan ‘kekerasan’ sebagai sesuatu yang mempunyai sifat keras atau adanya sebuah paksaan dalam suatu perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan kerusakan fisik atau suatu barang, sedangkan ‘seksual’ sebagai sesuatu yang berkaitan dengan seks (jenis kelamin) atau perkara persetubuhan antara laki-laki dengan perempuan. Apabila kedua pengertian istilah tersebut digabungkan, maka kekerasan seksual diartikan sebagai tindakan memaksa seseorang atau sekelompok orang yang berkenaan dengan seks, di mana tindakan tersebut menyebabkan adanya kerusakan pada korban.

Baca lebih lanjut

Orangtua seringkali kebingungan ketika melihat perubahan perilaku pada anak yang sudah beranjak remaja. Terkadang juga tidak habis pikir dengan pola pikir ataupun buah pikiran yang dihasilkan oleh anak remajanya ini. Terjadi perdebatan-perdebatan mengenai permasalahan sehari-hari, terkadang perdebatan tersebut hanyalah mengenai pekerjaan rumah seperti mencuci piring yang menurut oragtua harusnya bisa segera diselesaikan tapi anak merasa bahwa pekerjaan itu lebih baik diselesaikan nanti saja. Ataupun mungkin saja mengenai jam tidur yang terlalu malam, jam bangun tidur yang terlalu siang, dan lain-lain.

Baca lebih lanjut