Pernahkah kalian mendapat pertanyaan: Kapan nikah? Kapan punya momongan? Kapan lulus? Dan, segala kapan-kapan yang lain. Pertanyaan-pertanyaaan tersebut sering menyasar kaum muda, terutama saat momen kumpul keluarga. Namun, anak muda atau Generasi Z merasa perlu untuk menyiapkan mental dalam menyambut agenda tersebut. Sebab, tidak hanya bertanya tetapi mereka juga kerap mengahakimi lewat segala sindiran yang diawali dari pertanyaan di atas. Lalu, apa yang bisa diupayakan untuk menghadapi pertanyaan basa-basi yang kerap merusak suasana tersebut?
Category: Tips dan strategi

Bernapas sekilas terlihat sebagai kegiatan yang sederhana dan seringkali tidak kita sadari secara penuh. Padahal, kemampuan mengelola napas dengan cara yang tepat ternyata dapat menghasilkan dampak yang baik bagi kondisi fisik maupun psikologis kita. Terdapat sejumlah teknik dan metode pernapasan yang dapat meningkatkan tidak hanya kesehatan fisik, melainkan juga psikis dan mental. Bagaimana caranya?

Katanya, generasi saya, Gen Z (lahir pada akhir 1990-an dan awal 2000-an) adalah generasi yang suka mengeluh. Kalau berkaca pada aktivitas di media sosial, khususnya Twitter, tak terhitung frekuensi teman-teman saya yang mengeluh di sana. Ada saja hal-hal yang menjadi keluhan mereka setiap saat, mulai dari masalah dengan keluarga, jalanan macet, sampai topik yang lagi trending. Meskipun mengeluh adalah hal lumrah, tetapi kebiasaan ini umumnya dipandang negatif. Maka tidak ada yang mau dicap sebagai tukang ngeluh. Jika dihadapkan pilihan, kita pasti memilih untuk terhindar dari teman atau rekan yang sering sambat. Lantas, dengan adanya nuansa negatif tentang mengeluh, mengapa hal itu sering terjadi?

Di era digital yang serba canggih ini, termasuk ketika ingin mencari pasangan pun dapat dilakukan hanya melalui media sosial. Bayangkan saja, kita dapat dengan mudah untuk menaruh perasaan kepada seseorang yang hanya ditemui dalam bentuk digital dan bukan secara langsung bertemu di dunia nyata. Namun, kemudahan-kemudahan ini ternyata ada “biayanya”. Apa saja “ongkos” yang perlu dibayar seseorang ketika mencoba menjalin hubungan romantis melalui media sosial? Ghosting salah satunya.

Natal adalah hari raya umat Kristiani yang dirayakan pada tanggal 25 Desember setiap tahunnya untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus. Namun, kasih dan sukacita natal juga ikut dirasakan oleh banyak orang. Suasana sebelum atau bahkan setelah Natal secara magis mampu menghadirkan kebahagiaan. Lalu, apa yang menjadikan momen natal bisa membawa kegembiraan bagi kita?

Salah seorang psikolog melakukan konseling secara daring di area kerja yang terbuka. Pada sesi konseling tersebut, psikolog sempat menyebutkan identitas klien di awal sesi lalu memanggil dengan sapaan Bapak dan Ibu di sepanjang sesi konseling. Pertanyaan yang diberikan kepada klien, parafrase yang dilakukan untuk menanggapi klien cukup terdengar jelas oleh orang di sekelilingnya. Selain itu, orang di sekitar juga bisa mendengar beberapa informasi mengenai klien termasuk alasan mencari bantuan. Apakah pelaksanaan sesi konseling bukan pada ruangan tertutup merupakan pelanggaran kode etik? Lalu informasi apa saja yang dimaksud dengan informasi rahasia?

Pernahkah Anda berteman dengan lawan jenis, di mana pertemanan tersebut terasa sangat dekat, sangat hangat atau lebih mudah disebutnya dengan kata “sahabat”? Jika pernah, apa perasaan Anda yang muncul terhadap “sahabat” Anda tersebut? Apakah muncul rasa suka dan keinginan untuk membangun hubungan romantis dengannya? Mungkin hal tersebut terdengar lazim dijumpai. Atau, yang terjadi adalah sebaliknya: apakah Anda berpikir bahwa sahabatan dengan lawan jenis pasti tidak saling suka? Agaknya tidak sedikit pula yang menganggap bahwa persahabatan antara lawan jenis murni sebuah jalinan pertemanan, tanpa melibatkan perasaan atau romantisme sama sekali.

Bunuh diri telah menjadi suatu permasalahan perilaku yang seringkali dijumpai pada kehidupan masa sekarang ini. WHO mencatat bahwa ada satu kematian tiap 40 detik karena bunuh diri setiap tahunnya. Bahkan, secara lebih lanjut bunuh diri telah menjadi penyebab kematian urutan kedua dalam rentang usia 15-29 tahun dengan 79% kasus yang terjadi pada negara berpendapatan rendah hingga menengah. Hal tersebut menjadikan kaum muda sebagai kelompok populasi yang sangat riskan untuk bisa dengan mudahnya mengakhiri hidup. Dalam memprediksi kasus bunuh diri, kajian mengenai ide bunuh diri (suicidal ideation) sebagai awalan dari perilaku ekstrem tersebut menjadi penting. Tidak hanya itu, perlu diketahui pula cara yang bisa diupayakan agar meminimalisir munculnya ide bunuh diri.

“Saya merasa belum terlalu kenal sama teman-teman, karena biasanya cuma ngobrol online lewat (Microsoft) Teams atau chat, dan belum pernah ketemu langsung.” Ini adalah salah satu komentar yang pernah saya dapatkan saat berbicara secara informal dengan beberapa mahasiswa yang saya ajar. Pandemi selama dua tahun memang memberikan dampak pada interaksi manusia, termasuk interaksi mahasiswa selama perkuliahan. Namun, tahun ini mahasiswa akan kembali lebih banyak melakukan pertemuan secara langsung (luring) setelah sekian lama mereka hanya bertemu melalui layar atau pesan singkat. Ada yang sudah tidak sabar hal ini terjadi, tetapi ternyata ada juga yang mengalami kebingungan atau bahkan cemas dengan situasi harus bertemu orang lain secara langsung.

Keluarga Cemara yang terdiri dari Abah, Emak, Euis, Cemara/Ara dan Ragil telah menetap sekian tahun di desa mengalami berbagai tantangan baru. Abah mendapatkan pekerjaan baru di peternakan ayam sehingga mengharuskannya lebih banyak di luar rumah dan belum bisa menepati janji untuk memperbaiki kamar baru Ara. Euis yang beranjak remaja juga memiliki kesibukan di luar rumah sehingga tidak bisa menjemput Ara pulang sekolah—seperti yang dijanjikan sebelumnya. Emak, berusaha untuk mengembangkan bisnis sampingan opak sehingga kurang memperhatikan perkembangan anak-anaknya kecuali Ragil yang masih balita. Intinya, keluarga ini memiliki banyak sekali kesibukan sehingga kurang bisa meluangkan waktu dengan anggota keluarga yang lain. Sounds familiar?