Pernahkah Anda bertemu seseorang yang antusias bercerita, tapi tiba-tiba teralihkan oleh hal lain? Atau teman yang selalu ingin bergerak, sehingga kerap dianggap “tidak bisa diam”? Bisa jadi, itu adalah bagian dari gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Gangguan ini tidak hanya tentang kesulitan fokus atau hiperaktif, tapi juga memengaruhi cara seseorang berinteraksi sosial. Bagaimana ADHD menghambat keterampilan bersosialisasi, dan adakah harapan untuk memperbaikinya?

Baca lebih lanjut

Depresi dan kecemasan merupakan masalah psikologis yang umum dihadapi oleh orang dewasa. Diperkirakan bahwa orang dewasa mengalami sekitar 25% gangguan depresi dan 10-20% mengalami gangguan kecemasan. Trauma masa kanak-kanak pada orang dewasa di Amerika disebabkan oleh 13,5% pelecehan verbal, 9,6% kekerasan fisik, dan 9,3% pelecehan seksual. Studi sebelumnya secara konsisten menemukan bahwa trauma masa kanak-kanak meningkatkan kerentanan seseorang mengalami depresi dan kecemasan pada usia dewasa awal.

Baca lebih lanjut

Menurut beberapa artikel penelitian, manusia memiliki 6.000 lebih pikiran yang muncul dalam satu hari dan hampir sebagian besar pikiran tersebut berisi pemikiran negatif yang dapat memunculkan emosi negatif. Biasanya pikiran negatif yang muncul dapat berkaitan dengan penyesalan masa lalu, pengalaman negatif, atau berkaitan juga dengan kekhawatiran di masa depan. Pikiran-pikiran ini kadang muncul begitu saja, entah dari mana, dan kadang kita tidak sempat juga untuk memikirkan apa sebenarnya maksud dari pikiran tersebut. Kondisi ini terkadang membuat kita menjadi tidak fokus dan optimal untuk mengerjakan hal-hal penting yang harusnya kita utamakan.

Baca lebih lanjut

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2021 merilis data yang cukup mengkhawatirkan tentang tingginya angka kematian akibat bunuh diri. Lebih dari 700 ribu orang meninggal dalam setahun di seluruh dunia akibat bunuh diri, membuatnya menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Kajian tentang perilaku bunuh diri telah menjadi perhatian di bidang ilmu Psikologi. Dalam mengkaji berbagai kasus bunuh diri, sejumlah peneliti membagi perilaku tersebut menjadi dua jenis, yaitu self-injurious thoughts and behaviours (SITB) dan non-suicidal self-injury (NSSI). Apa beda keduanya dan bagaimana para peneliti memahami pemikiran dan perilaku melukai diri sendiri yang dapat mengarah pada bunuh diri?

Baca lebih lanjut

Saat ini isu kesehatan mental terus digaungkan oleh berbagai pihak, kita dapat melihat saat ini banyak sekali layanan kesehatan mental berbasis daring dengan berbagai macam tawaran layanan psikologi yang dapat diberikan, mulai dari yang gratis hingga bertaraf. Sebut saja Riliv, Pijar Psikologi, Ibunda.id, dan Berbagicerita.id merupakan platform layanan konseling psikologi berbasis psikologi. Tawaran yang diberikan pun juga tidak kalah menarik mulai dari konseling gratis selama 45 menit hingga 60 menit, layanan konseling berbasis teks hingga video call, dan dari bayar semampunya hingga bertarak 100.000 ke atas. Di sisi lain kita dapat melihat isu-isu kesehatan mental pun juga sudah mulai kerap dibahas oleh berbagai media nasional, dari TV, radio, hingga para youtuber mulai tergerak membahas mengenai kesehatan mental.

Baca lebih lanjut

Ketika mendengar kata pelecehan seksual banyak dari masyarakat yang akan mengaitkan peristiwa pelecehan seksual dengan jenis kelamin pelaku maupun korban.  Tidak sedikit masyarakat yang mempersepsikan bahwa laki-laki seringkali menjadi pelaku sedangkan perempuan seringkali menjadi korban dalam peristiwa pelecehan seksual. Namun, seiring berjalannya waktu masyarakat semakin sadar mengenai fakta bahwa laki-laki juga dapat menjadi korban dari pelecehan seksual. Meskipun demikian, pemahaman bahwa laki-laki dapat dilecehkan dan perempuan dapat melecehkan belum banyak ditemukan dalam literatur karena sebagian besar literatur masih mengaitkan pelecehan seksual oleh laki-laki terhadap perempuan.

Baca lebih lanjut

Sejak pandemi terjadi pada tahun 2020, interaksi antarmanusia mengalami perubahan yang cukup signifikan. Pertemuan yang awalnya dapat dilakukan secara langsung/luring harus berubah menjadi daring demi mencegah penyebaran virus COVID-19 di masyarakat. Sejalan dengan itu, berbagai aplikasi video conference juga mulai bermunculan dan menjadi satu kebutuhan bagi banyak kalangan. Dimulai dari anak-anak yang menggunakannya untuk bersekolah, hingga individu dewasa yang menggunakannya untuk bekerja atau berinteraksi dengan teman serta keluarga. 

Baca lebih lanjut