Masih ingatkah Anda dengan kebijakan Gubernur Nusa Tenggara Timur yang mewajibkan siswa-siswi SMA dan SMK masuk sekolah pada pukul 05.00 pagi? Ya, kebijakan ini menuai pro dan kontra. Sebagian orang tua menganggap kebijakan ini memberatkan mereka. Sejumlah protes pun bermunculan menanggapi keputusan yang kontroversial ini. Sudah tepatkah untuk menetapkan waktu aktivitas belajar murid sedini itu?
Category: Psikologi Pendidikan

Bahasan tentang seks dapat dikatakan masih tabu dikalangan masyarakat pada umumnya, padahal efeknya jauh lebih berbahaya jika pembicaraan tentang seks terus dianggap hal yang tabu. Edukasi seks di keluarga maupun di institusi pendidikan masih banyak ditentang atau dianggap tidak pantas diberikan, apalagi pada anak-anak usia dini. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa bahasan tentang seks tidak dapat dihindari selamanya, khususnya pendidikan seksual. Mengapa penting untuk membahas hal ini berdasarkan perspektif psikologi?

Setelah lebih dari 2 tahun siswa harus bersekolah dari rumah, akhirnya siswa-siwa bisa masuk ke sekolah dan belajar di sekolah. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini siswa diharapkan untuk tatap muka 100%, tentunya dengan protokol kesehatan (prokes) yang sudah ditetapkan untuk tetap menjaga kesehatan siswa, guru dan semua petugas di sekolah. Berbagai reaksi muncul baik dari guru, siswa, maupun orang tua siswa. Orang tua pun memiliki perasaan yang bercampur aduk.

Pendidikan merupakan hal mendasar yang penting bagi semua anak, tidak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus, termasuk anak dengan penyandang Autism Spectrum Disorder (ASD). Dengan berbagai tantangannya, anak dengan ASD tetap mampu belajar dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan kondisi dan keadaan yang mereka alami. Siswa dengan ASD tentu masih dapat belajar dan bermain seperti anak pada umumnya. Lalu, apa yang perlu dilakukan untuk dapat mengoptimalkan lingkungan pembelajaran bagi anak dengan ASD?

“Chasing rainbows”, sebuah ungkapan yang terkesan positif, tetapi ternyata memiliki makna yang sama sekali berbeda. Mengapa demikian? Mengejar ujung pelangi adalah hal yang hampir mustahil dilakukan. Di ranah psikologi, istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan bagaimana kompleksitas masa transisi dari pendidikan ke dunia kerja (school-to-work) yang dialami oleh genarasi muda saat ini. Lalu, bagaimana gambaran generasi muda saat ini dalam “mengejar ujung pelangi” dalam pekerjaan mereka?

Anak adalah anugerah Tuhan yang tersuci, sebelum dilukisnya buku putih kehidupan mereka oleh orang tuanya. Selayaknya mereka mendapatkan pendidikan yang baik. Pendidikan benar-benar serius dalam menawarkan harapan. Dalam proses pendidikan di Indonesia, entah ada berapa guru yang asyik berceramah, menjadwalkan PR dan ulangan, menilai tugas, namun lupa tentang upayanya dalam meningkatkan minat belajar anak-anak didiknya.