Pengalaman traumatis menimbulkan luka dan rasa sakit secara psikologis. Situasi traumatik dapat diartikan sebagai pengalaman di mana seseorang mengalami situasi yang mengancam keselamatan dan membahayakan seseorang atau orang di sekitarnya. Banyak literatur dan praktik yang telah dilakukan untuk memulihkan seseorang dari luka traumanya. Melalui perjalanan pemulihan, seseorang dapat mengalami pertumbuhan pasca trauma atau yang dikenal juga sebagai posttraumatic growth (PTG). Apa itu PTG?
Posttraumatic growth (PTG) merupakan pengalaman individu untuk kembali bangkit dan mengalami pertumbuhan psikologis pasca mengalami situasi traumatik. PTG membuat individu mengalami transformasi positif, sehingga ia memiliki cara pandang baru, pola perasaan baru, serta pilihan sikap baru dalam kehidupannya.
PTG dapat dialami oleh individu dalam durasi yang berbeda-beda. Proses terjadinya PTG akan menyasar pada kondisi terciptanya kepercayaan dan koneksi (trust and connection). Setiap orang bisa melewati tahapan yang beragam, dan terkadang perlu kembali ke tahapan sebelumnya. Sehingga, ini dapat dibayangkan sebagai suatu lingkaran (cycle) pertumbuhan diri.
Secara teoretis, terdapat beberapa proses tahapan menuju PTG. Biasanya, perjalanan PTG akan diawali dengan masa di mana individu akan mulai mencoba berani untuk melihat kembali pengalaman traumatiknya. Momen ini biasanya akan diikuti dengan penerimaan (acceptance) pengalaman pahit sebagai bagian dari perjalanan hidupnya. Sehingga, individu akan membangun harapan dan tergugah untuk mengambil langkah bertumbuh dan menghadapi perasaan tidak nyaman pasca situasi traumatik, seperti takut, malu, atau kecewa. Langkah pertumbuhan dapat dimulai dengan mempraktikan self-care, membangun keterhubungan dengan orang terdekat, atau mengikuti kegiatan untuk pengembangan diri.
Melalui pengalaman melihat kembali dan menerima, seseorang akan dapat bergerak ke fase meregulasi perasaan dan pikirannya. Melalui keterhubungan dengan orang di sekitar serta kegiatan menenangkan lainnya, dapat membantu individu untuk merefleksikan pengalamannya dalam berespon dengan berkesadaran (mindful) dan adaptif, alih-alih memberikan reaksi traumanya. Hal ini membuat ia memiliki kontrol diri dalam menghadapi pengalaman hidup di masa akan datang. Regulasi diri membuat seseorang dapat menumbuhkan ketenangan (calm).
Ketenangan akan membantu inidividu untk memaknai kembali pengalaman traumatiknya sebagai bagian dari proses kehidupan dan bukan sebagai akhir dari kehidupan. Melalui harapan dan ketenangan, individu akan melihat bahwa ada kekuatan yang terbangun setelah kondisi ‘luka’ yang dialami, baik kekuatan internal maupun kekutan eksternal. Ia tidak lagi berfokus pada penderitaan yang dialami, melainkan pemaknaan “penderitaan” menjadi sesuatu kekuatan personalnya: kebijaksanaan (wisdom).
Pada akhir tahapan, seseorang mulai membangun keberanian dalam membagikan wisdom yang dimiliki kepada orang lain, baik dalam perkataan, tindakan, maupun sesederhana melalui kehadiran. Hal ini dapat mendorong keberanian yang sama kepada orang lain dalam menghadapi kondisi sulit yang dialami.
Dari apa yang dilalui dalam proses tahapan PTG, terdapat sejumlah hal penting yang dapat dilakukan untuk merawat psikologis kita dari pengalaman traumatis masa lalu:
- Beri ruang dan waktu untuk diri dalam memproses pengalaman trauma. Lakukan kegiatan yang dapat menenangkan, semisal mendengarkan musik, jalan pagi, atau tidur. Lalu ambil waktu, untuk mengumpulkan keberanian dalam merefleksikan kembali pengalaman yang telah dialami. Mulai dari: apa yang dialami, apa yang dirasakan, bagaimana reaksi tubuh saat mengingat, apa pikiran yang muncul, apa pandangan tentang masa depan setelah peristiwa itu? Jika menemukan diri merasa sangat terganggu dan tidak nyaman, berhentilah sementara, dan coba lakukan kegiatan lain yang dapat membawa rasa tenang.
- Refleksikan pula: kekuatan diri apa yang dimiliki yang dapat membantu melewati situasi sulit tersebut.
- Ikuti kegiatan yang dapat membantu untuk meningkatkan pemahaman terkait pemulihan diri. Misalnya, mengikuti kelas/workshop/pelatihan terkait kesehatan mental dan topik terkait
- Carilah dukungan dari orang terdekat. Jika diperlukan, hubungi bantuan profesional.
- Lihat kembali “belief and value” yang dimiliki secara personal yang dapat mendukung pertumbuhan psikologis pasca trauma. misalnya, value yang ditanamkan dari orang tua, atau sistem agama tertentu.
Melalui peristiwa traumatik adalah pengalaman yang tidak mudah. Namun, sebagai manusia, kita selalu memiliki kapasitas dan potensi yang unik dan berbeda untuk mengalami pertumbuhan pasca trauma. Perjalanan pemulihan tidak selalu mudah dan instan. Berikan waktu dan kesabaran untuk dirimu bertumbuh. Temukan kekuatan dirimu, lalu bangun harapan dan ketenangan sehingga kamu dapat lebih adaptif dalam merespon ingatan traumamu. Terakhir, kamu tidak sendirian. Lihat kembali di sekitarmu dan temukan sosok yang dapat memberikan bantuan. Selamat melanjutkan kembali proses memupuk pertumbuhan diri.