Mengapa Kerja Keras Saja Tidak Cukup: Pelajaran dari “Outliers”

Kita tentu familier dengan pandangan bahwa untuk mencapai kesuksesan diperlukan kerja keras. Bahkan kita memiliki peribahasa, “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian” yang bisa diartikan bahwa untuk memperoleh kesuksesan kita perlu bekerja keras terlebih dahulu. Memang, sepertinya mustahil melihat orang-orang yang bermalas-malasan menjadi sukses. Namun, apakah dengan kerja keras saja cukup untuk mencapai kesuksesan?

Malcolm Gladwell adalah jurnalis dan penulis dari Kanada yang terkenal dengan tulisannya yang mengemas teori-teori dari ilmu sosial seperti sosiologi atau psikologi ke dalam tulisan populer yang mudah dimengerti. Salah satu buku yang dia tulis berjudul Outliers: The Story of Success. Buku ini ditulis untuk mencoba menjawab pertanyaan kenapa orang tertentu seperti Bill Gates bisa sukses.

Dari hasil penelusuran Gladwell, kesuksesan orang-orang tidak hanya serta merta merupakan hasil kerja kerasnya. Kesuksesan tetap membutuhkan bakat, peluang, lingkungan, dan waktu. Gladwell menuliskan konsep 10.000 jam, yang merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keahlian dalam bidang tertentu. Dan tentu saja, untuk dapat mengumpulkan 10.000 jam itu tidak gampang. Banyak faktor lingkungan, peluang, dan waktu yang mempengaruhi.

Bayangkan dua anak, Budi dan Andi. Mereka berdua ketika diuji inteligensinya sama-sama merupakan anak yang berbakat. Akan tetapi, Budi berasal dari keluarga yang kurang mampu, sementara Andi berasal dari keluarga kaya. Setiap pulang sekolah, Budi harus bekerja untuk membantu orang tuanya memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena kesibukannya, Budi jarang punya kesempatan untuk mengunjungi museum, mengikuti les musik, atau bahkan membaca buku baru. Sebaliknya, Andi tidak perlu khawatir tentang keuangan keluarganya. Dia bisa menghabiskan waktu luangnya dengan berbagai aktivitas yang memperkaya pengetahuannya dan keterampilannya, seperti mengikuti kursus bahasa, bermain piano, atau menjelajahi perpustakaan.

Kesenjangan ini semakin terlihat seiring mereka bertumbuh dewasa. Andi, dengan segala peluang yang dimilikinya, lebih mudah mendapatkan “10,000 jam” latihan untuk menjadi ahli di bidang pilihannya. Sementara itu, Budi, meskipun sama berbakatnya, kesulitan menemukan waktu dan sumber daya untuk mengembangkan potensinya. Inilah gambaran nyata dari bagaimana latar belakang sosioekonomi bisa menciptakan perbedaan besar dalam kesempatan dan keberhasilan seseorang.

Efek ini dikenal dengan nama Efek Matius. Efek ini dinamakan seperti itu sesuai dengan ayat dari Kitab Matius dalam Alkitab, yang menyatakan bahwa “kepada yang mempunyai akan diberikan, tetapi kepada yang tidak mempunyai akan diambil.” Efek ini menyatakan bahwa keuntungan sosial yang dimiliki seseorang akan membawa keuntungan yang lebih besar, atau kerugian sosial yang dimiliki akan semakin merugikan, seiring berjalannya waktu, sehingga menciptakan kesenjangan yang semakin lebar antara mereka yang memiliki lebih banyak dan mereka yang memiliki lebih sedikit.

Lantas, kalau kita termasuk yang tidak memiliki banyak keuntungan sosial kita harus pasrah? Tentu saja tidak. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari buku Outliers ini. Yang pertama adalah kita perlu cukup jeli terhadap kesempatan yang diberikan kepada kita. Awal mula kesuksesan sering berasal dari kesempatan yang muncul, baik kecil maupun besar. Apabila kita mendapatkan kesempatan tersebut, maka berikutnya kita butuh untuk tekun dan konsisten mendedikasikan 10.000 jam agar dapat mencapai keahlian di bidang tersebut. Yang terakhir, kita juga harus memahami latar belakang budaya dan keluarga kita. Kita sering tidak memperhatikan hal tersebut, padahal latar belakang budaya dan keluarga bisa menjadi faktor pendukung ataupun menjadi faktor penghambat kesuksesan kita.

Akhir kata, Outliers mengajarkan kita bahwa kesuksesan sejati tidak hanya tentang siapa kita, tetapi juga tentang di mana kita berada, siapa yang mendukung kita, dan bagaimana kita memanfaatkan setiap kesempatan yang datang. Mari kita jadikan pelajaran dari buku ini sebagai inspirasi untuk terus berusaha, belajar, dan tumbuh dalam perjalanan menuju kesuksesan.

 

Artikel ini merupakan intisari dari buku “Outliers: The Story of Success” oleh Malcolm Gladwell yang diterbitkan pada November 2008 oleh Little, Brown and Company.

Author

Bagikan artikel ini

Artikel terkait