“Stres”, makhluk apakah itu? Hampir setiap orang pernah menyebutnya. Stres ada dan dibutuhkan bagi manusia untuk bertumbuh dan berkembang. Ia adalah bagian dari kehidupan. Beberapa keadaan dapat menjadi sumber stres yang bersifat terus menerus dan melelahkan, seperti relasi yang negatif dengan keluarga dan teman sehari-hari, aktivitas sekolah/akademis/pekerjaan, perilaku diskriminatif, dsb. Beberapa juga berkaitan dengan rutinitas harian seperti kemacetan, hal-hal administrasi, keamanan di lingkungan rumah atau lingkungan tempat seseorang beraktivitas. Beberapa kejadian juga bersifat di luar kontrol manusia, seperti kematian dan bencana.
Dalam bukunya yang berjudul Health Psychology: Biopsychosocial interaction, Edward Sarafino dan Timothy Smith menyebutkan tiga pandangan berkaitan dengan stres. Pertama, stres dipandang sebagai suatu stimulus, yaitu keadaan yang menantang dan memunculkan perubahan secara fisik maupun psikologis, seperti ketika menghadapi tugas, penyakit, dsb. Kedua, stres dipandang sebagai suatu reaksi yang muncul pada diri seseorang ketika menghadapi situasi yang menantang, misalnya perasaan gugup, khawatir, sulit tidur. Ketiga, stres juga dapat dianggap sebagai suatu transaksi atau proses bagaimana suatu keadaan memberikan dampak kepada seseorang dan bagaimana orang tersebut memberikan respon.
Pandangan bahwa stres sebagai suatu proses diperkenalkan oleh Richard Lazarus pada tahun 1970-an. Pandangan ini menarik karena seseorang dianggap memiliki peran dalam menentukan apakah situasi yang dihadapinya menimbulkan stres atau tidak. Seseorang yang kurang menyadari adanya proses ini dapat merasa dirinya terperangkap dalam keadaan yang negatif, menekan, atau menampilkan reaksi yang belum tentu adaptif. Penekanan dari pandangan ketiga ini adalah adanya unsur penilaian seseorang terhadap keadaan yang dihadapinya sehingga pada situasi yang sama, seseorang dapat saja menampilkan reaksi yang berbeda dengan orang lain.
Apakah stres selalu berarti negatif? Tidak juga. Stres dapat juga bermakna keadaan yang positif, misalnya menghadapi pernikahan, kelahiran, promosi jabatan, margin keuntungan, dsb. Kejadian-kejadian tersebut dapat menimbulkan stres juga. Hanya saja, sebagian besar orang umumnya dapat merasakan ketertarikan untuk melalui proses tersebut. Mereka menganggapnya sebagai tantangan yang perlu dilalui dan merasakan kepuasan atau kebahagiaan manakala tahapannya telah dihadapi. Hal ini kembali melibatkan persepsi atau penilaian seseorang terhadap keadaan yang dihadapinya.
Jadi, apa yang berperan dalam suatu penilaian stres? Keadaan-keadaan yang dapat berkontribusi terhadap penilaian stres terbagi menjadi dua, yaitu faktor personal dan situasional. Secara personal, karakter kepribadian, keyakinan yang dimiliki, atau pun aspek motivasi seseorang dapat memengaruhi penilaiannya pada situasi. Misalnya, seorang dengan penilaian diri yang baik akan memiliki harapan yang baik terhadap target-target pekerjaannya dan merasa tertantang untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Secara situasional, faktor yang berperan adalah tingkat kebermaknaan, kepentingan, atau keinginan akan situasi tersebut bagi seseorang, waktu kejadian yang dirasa signifikan atau tidak, tingkat kejelasan situasi yang dihadapi, dan sejauh mana orang tersebut memiliki kontrol terhadap situasi. Faktor personal dan situasional ini saling berinteraksi ketika suatu kejadian atau keadaan dinilai sebagai kondisi yang menimbulkan stres.
Dalam menghadapi stres, penting bagi seseorang untuk memahami keadaan dan penilaian yang muncul dalam diri, menyeimbangkan emosi dan persepsi negatif dengan yang positif, memfokuskan pada hal-hal yang dapat dikontrol, mencari dan menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk menghadapi tantangan. Seseorang juga perlu menyadari akan perlunya dukungan sosial atau mencari bantuan ketika keadaan stres itu sulit diatasi hingga menimbulkan perubahan yang signifikan pada diri, mengganggu rutinitas dan kewajiban sehari-hari, tidak memberikan rasa kebahagiaan atau ketertarikan pada hal-hal yang dilakukan atau mengganggu relasinya dengan orang lain.