Sedekah merupakan sebuah amalan yang mungkin tiap orang pernah lakukan. Secara umum sedekah dipahami sebagai sarana memberikan sesuatu barang atau apapun yang bersifat materi kepada orang lain dengan niat karena Allah SWT. Namun, sebenarnya sedekah tidak terbatas hanya pada pemberian materi, melainkan juga mencakup pemberian sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, seperti, memberikan informasi yang benar dan menuntun orang tua atau anak-anak yang hendak menyebrang. Maka dari itu, sedekah sejatinya mengandung unsur kebenaran, kejujuran, keikhlasan atau kerelaan hati seseorang dalam memberikan sesuatu dengan mengharapkan ridha Allah SWT.
“Eudaimonia” atau kebahagiaan sejati pada hakikatnya bukan hanya tentang hidup yang bermandikan kesenangan dan kenikmatan, melainkan hidup yang bermakan di mana virtues (kebajikan) dari individu telah disalurkan dengan penuh. Manusia dapat meraih kebahagiaan dengan melakukan perbuatan positif, mengurangi emosi negatif, dan meningkatkan emosi positif. Kebahagiaan juga dapat dipengaruhi oleh kepuasan hidup, lingkungan di luar kontrol diri, dan tindakan yang bersifat sukarela. Salah satu aspek dari determinan kebahagiaan—moral-laden—menghendaki bahwa tolak ukur kebahagiaan bertumpu pada nilai-nilai moral, sehingga kebahagiaan baru dapat dicapai dengan mengimplementasikan kebajikan.
Kaitan antara rasa bahagia dan sedekah diperkuat pada aspek kognitif dan afektif. Dari aspek kognitif, sedekah diketahui sebagai suatu amal baik, perilaku mulia atau termasuk ibadah bagi seorang muslim. Pengetahuan ini biasa diperoleh dari ajaran agama (Islam) yang disampaikan oleh guru mengaji, guru di sekolah, atau bacaan buku agama Islam. Dalam aspek ini diketahui bahwa konteks sedekah adalah perbuatan baik yang terekam dalam pikiran individu sebagai konsep penting dan bermakna. Sementara itu, dari aspek afektif menunjukkan bahwa individu yang melakukan sedekah baru bisa bahagia jika pemberian sedekah itu dilakukan dengan tulus, ikhlas, dan tidak ada paksaan dalam melakukannya. Jika ada paksaan, maka sedekah yang dilakukan tidak menciptakan dampak apapun bagi individu yang bersangkutan.
Selain itu, sejatinya kebahagiaan adalah fitrah manusia yang harus diraih sebagai tujuan hidup. Dalam Islam, kebahagiaan tidak hanya harus diraih di dunia melainkan untuk kehidupan di akhirat pula. Untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut, manusia harus memurnikan akidah/keyakinan dan bertaqwa kepada Allah SWT. Jika tidak, maka manusia tidak akan pernah meraih kebahagiaan meskipun mereka mengakui kebahagiaannya.
Artikel ini merupakan ringkasan dari artikel ilmiah “Kebahagiaan ditinjau dari Perilaku Bersedekah: Suatu Kajian Psikologi Islam” oleh Julistia & Safuwan (2020) yang diterbitkan di Jurnal Psikologi Terapan.