Relasi dengan orang lain tidak selalu mudah, karena di dalamnya ada ekspektasi yang dimiliki masing-masing pihak. Semakin kita kenal dekat dengan seseorang, semakin kita rentan terhadap kekecewaan saat ekspektasi tidak terpenuhi. Contohnya, hubungan antara orang tua dan anak, yang tidak jarang diwarnai konflik ketika berada dalam satu rumah lantaran kedekatan emosional yang mereka miliki. Bandingkan dengan relasi antara satu orang dengan orang asing yang terlihat baik-baik saja. Hal tersebut seperti pepatah: jika (hubungan) dekat maka akan terasa bau, sedangkan saat berjauhan lebih terasa wangi. Apa maksudnya?
Month: April 2022

Sedekah merupakan sebuah amalan yang mungkin tiap orang pernah lakukan. Secara umum sedekah dipahami sebagai sarana memberikan sesuatu barang atau apapun yang bersifat materi kepada orang lain dengan niat karena Allah SWT. Namun, sebenarnya sedekah tidak terbatas hanya pada pemberian materi, melainkan juga mencakup pemberian sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, seperti, memberikan informasi yang benar dan menuntun orang tua atau anak-anak yang hendak menyebrang. Maka dari itu, sedekah sejatinya mengandung unsur kebenaran, kejujuran, keikhlasan atau kerelaan hati seseorang dalam memberikan sesuatu dengan mengharapkan ridha Allah SWT. “Eudaimonia” atau kebahagiaan sejati pada hakikatnya bukan hanya tentang hidup yang bermandikan kesenangan dan kenikmatan, melainkan hidup yang bermakan di mana virtues (kebajikan) dari individu telah disalurkan dengan penuh. Manusia dapat meraih kebahagiaan dengan melakukan perbuatan positif, mengurangi emosi negatif, dan meningkatkan emosi positif. Kebahagiaan juga dapat dipengaruhi oleh kepuasan hidup, lingkungan di luar kontrol diri, dan tindakan yang bersifat sukarela. Salah satu aspek

Psikologi forensik merupakan salah satu cabang dalam ilmu psikologi yang terus berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Secara umum, kajian dalam psikologi forensik menekankan pada konteks legal dalam berbagai aktivitas asesmen dan intervensi psikologis dalam proses penegakan hukum. Selain itu, psikologi forensik juga merupakan pendekatan penelitian dan teori psikologi yang di dalamnya berkaitan dengan berbagai dampak dari faktor kognitif, afektif, dan perilaku manusia terhadap proses hukum yang ada. Seperti apa peran psikologi forensik dalam proses hukum pidana?

Pertanyaan tersebut terlontar dari muluta salah satu keponakan penulis yang saat itu berusia 4 tahun. Ia menanyakan keberadaan kakeknya, yang biasa ia panggil “Genpa”, setelah satu tahun kakeknya meninggal. Ibunya menceritakan bahwa setelah satu tahun kakeknya berpulang, sang anak beberapa kali menanyakan keberadaan kakeknya. Sang ibu lalu memberikan penjelasan bahwa Genpa pergi ke surga. Bagi anak yang berumur 4 tahun, konsep surga merupakan hal yang belum sepenuhnya dimengerti. Lalu, bagaimana cara yang lebih tepat dalam menjelaskan kematian pada balita?

Masalah lingkungan tidak pernah lepas dari peradaban manusia. Pencemaran lingkungan berpotensi menimbulkan ancaman bagi manusia, khususnya generasi mendatang. Kerusakan lingkungan yang banyak terjadi di antaranya adalah polusi (udara, air, suara, dll), limbah, hingga punahnya keanekaragaman hayati. Perilaku manusia memiliki peranan besar atas masalah-masalah lingkungan yang terjadi. Apa yang bisa kita lakukan agar kerusakan alam tidak terus meluas?

Kehidupan individu berjalan tahap demi tahap sesuai dengan tugas perkembangannya, mulai dari masa bayi hingga usia lanjut. Demikian juga halnya dalam sebuah keluarga. Tanpa disadari, setiap keluarga berkembang dan beradaptasi secara bertahap seperti hanya manusia secara individu. Kondisi ini dimulai dari mempersiapkan kehidupan keluarga hingga nantinya kembali hidup berdua bersama pasangan. Dalam hal ini ada peran-peran tertentu yang diharapkan dapat dicapai keluarga inti melalui capaian tahapan perkembangan dalam sebuah keluarga. Apa saja tahapan pekermbangan dalam sebuah keluarga?

Kehidupan pernikahan merupakan suatu tahapan dan tugas perkembangan yang biasanya dihadapi pada tahap dewasa muda. Banyak sekali dinamika yang ditimbulkan dari kehidupan pernikahan, baik itu relasi suami-istri, orang tua-anak, maupun mertua-menantu. Ketika memasuki dunia pernikahan, seseorang akan masuk ke dalam tahap yang baru dalam kehidupan. Apalagi buat individu yang belum pernah masuk ke dalam dunia pernikahan, tentu perlu waktu untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dari masa lajang menjadi ada pasangan. Ketika memasuki dunia pernikahan, seringkali menjadi dinamika yang sulit, terutama untuk mengembangkan relasi mertua dan menantu yang baik. Seperti apa dinamikanya?

“Self love itu boleh nggak sih?”, “Ntar kita jadi egois kalau self love?”, “Nanti kalau kita self love, orang gak suka lagi sama kita?” Ungkapan di atas sering sekali terdengar ketika membahas mengenai self love. Baru-baru ini, sekumpulan anak-anak muda kurang lebih usia 18-25 tahun di salah satu komunitas gereja di Jakarta mulai menunjukkan kesadaran akan perlunya untuk melakukan self love. Ketika dilakukan survey ke beberapa anak muda, beberapa menjawab bahwa perlu untuk melakukan self love tapi beberapa ragu untuk melakukannya.

Kehilangan adalah salah satu derita yang memilukan jiwa. Melepas suatu hal bukanlah perkara mudah, apalagi jika kita terbiasa “memiliki”-nya. Kematian merupakan salah satu momen kehilangan yang menimbulkan pilu dan duka, yang menyengsarakan jiwa yang ditinggalkan. Kematian menjadi puncak perpisahan kita dengan seseorang untuk selamanya. Menghadapi dan menerima duka adalah proses. Proses berduka sulit dijelaskan dan bersifat dinamis.

Berduka adalah gejala normal dari seseorang yang kehilangan orang atau sesuatu yang dia miliki dan cintai. Kedukaan normal ditandai dengan protes dan keputusasaan, termasuk munculnya gejala gangguan fisik, seperti lesu dan perasaan tidak bisa lepas dari masa lalu. Kedukaan tersebut acapkali bisa mereda dan diterima, seiring dengan berjalannya waktu. Namun, tidak semua kedukaan dapat “disembuhkan” oleh waktu. Ada kalanya kedukaan dirasakan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Lalu, apa yang bisa kita lakukan jika mengalaminya?