Internet dan smartphone merupakan kemajuan luar biasa dalam dunia komunikasi. Internet memungkinkan keterhubungan dari berbagai belahan dunia pada saat itu juga, real time. Dengan internet dan smartphone, kita tidak hanya dapat mengakses berbagai info, tetapi juga meningkatkan kemungkinan untuk terpapar hal-hal yang tidak kita perlukan atau pun hal negatif. Berbagai riset dan pendapat ahli menyebutkan gadget dan internet kurang baik bagi perkembangan anak, sehingga pemakaiannya perlu dikendalikan bahkan dibatasi. Sebagai orang tua, kita telah berupaya sebaik mungkin mengendalikan hal tersebut, namun hadirnya pandemi dengan pengaturan sekolah online, pada sebagian orangtua seperti kehilangan kendali pada penggunaan gadget dan akses internet ini.
Perubahan jaman juga menuntut kita untuk lebih mahir dalam menggunakan gadget dan internet. Bahkan profesi-profesi lama banyak yang hilang dan tumbuh jenis profesi baru yang baik langsung atau pun tidak langsung diakibatkan oleh kemajuan teknologi gadget dan internet ini. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, adalah keharusan bagi anak-anak kita untuk dapat menguasai gadget dan internet. Lalu bagaimana kita sebagai orang tua harus bersikap dan bertindak?
Hal pertama yang harus disadari adalah bahwa gadget dan internet adalah alat dan sarana, utamanya dalam berkomunikasi. Artinya bahwa dalam menggunakannya keperluan itulah yang menjadi batasannya. Ketika sudah melampoi keperluan tersebut, maka sudah waktunya meletakkan gadget dan internet.
Kedua, gunakan gadget dan internet sebagai sarana untuk membiasakan perilaku tertentu yang memang memungkinkan dilakukan dengan gadget. Misalnya saja seperti membiasakan anak untuk berbagi dan bermain bersama. Kita dapat menetapkan aturan bahwa hanya ada satu gadget untuk anak-anak. Jika anak-anak kita ingin bermain dengan gadget tersebut harus dilakukan bergantian, buat kesepakatan pengaturannya. Lebih baik lagi jika dalam menggunakan gadget tersebut dilakukan aktifitas bersama seperti menonton film bersama, bermain game bersama dan lainnya. Kapan gadget ditarik dan internet dihentikan? Pertama, adalah ketika waktu yang disepakati telah berakhir. Kedua adalah ketika mereka bertengkar/berebut tanpa ada terlihat tanda-tanda mengarah pada resolusi bersama. Khusus untuk kondisi kedua ini sebaiknya orang tua menahan diri ketika anak-anak mulai beradu mulut atau berebut. Beri kesempatan anak-anak untuk menemukan solusi bersama di antara mereka. Orang tua dapat mulai campur tangan ketika adu mulut berkembang menjadi adu fisik yang membahayakan. Dalam hal ini bahkan terkadang orang tua harus dapat menahan diri ketika ada anak yang mulai menangis. Ini akan memberi kesempatan kepada anak mengembangkan empati dan tanggungjawab antara satu dengan yang lain.
Ketiga, buat aturan yang jelas dan mudah dipahami anak dalam menggunakan gadget dan internet. Kita tentu sudah sering mendengar bahwa terkadang anak-anak terpapar hal-hal yang tidak baik dari internet secara tidak sengaja, seperti pornografi dan kekerasan dari iklan-iklan yang sering menginterupsi ketika kita mengakses internet atau ketika kita menggunakan search enginge untuk mencari topik tertentu. Maka untuk mencegahnya harus dibuat rambu-rambu yang konkrit. Misalnya bila ada muncul gambar orang/sosok pukul-pukulan, atau gambar sosok laki-laki dan perempuan berdekatan, atau sosok dengan baju yang minim, layar harus langsung ditutup.
Keempat, orang tua adalah anchor bagi anak-anaknya. Artinya orang tua pun harus mawas diri. Setidaknya menyadari bahwa setiap perilakunya akan ditiru anak-anaknya, maka sudah sewajarnya dalam hal penggunaan gadget dan internet, orang tua menggunakan sesuai keperluan dan semestinya. Tentu kita masih ingat kasus viral orang tua protes ada iklan konten pornografi di sesi pelajaran anaknya. Namun setelah ditelusuri ternyata itu adalah akibat orang tua pernah menggunakan gadget tersebut untuk berselancar mengakses materi sejenis. Ini merupakan konsekuensi teknologi artificial intelligence yang digunakan pada gadget dan internet. Bahwa setiap perilaku kita di gadget yang terhubung ke internet, akan tercatat dan terbaca suatu pola, sehingga internet akan menawarkan konten-konten yang sesuai dengan pola perilaku berselancar sebelumnya.
Orang tua sebagai anchor juga berarti orang tua lah yang memegang wewenang dan tanggungjawab atas anak. Meskipun sekarang ini banyak hal dapat dilakukan dengan gadget dan internet, seperti untuk belajar, mengatur jadwal, mendapat informasi hampir semua hal, dll., orang tua tidak dapat serta merta menjadikan gadget dan internet sebagai pengganti kehadirannya untuk anak. Orang tua tetaplah pelaku utama dalam mendidik dan mengasuh anak.
Artikel ini merupakah hasil perenungan penulis atas teori psikologi perkembangan khususnya perkembangan pada masa anak dan pengalaman sehari-hari dalam mengasuh tiga anak berusia 4, 7 dan 12 tahun.