Mempertimbangkan Implementasi Materi Artificial Intelligence ke dalam Kurikulum Psikologi

Hari ini, paling tidak ada dua aspek sangat krusial yang paling penting dalam kehidupan manusia, khususnya kehidupan manusia modern. Pertama, oksigen. Kedua, artifical intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Mungkin terdengar berlebihan. Akan tetapi, bisa jadi tidak juga jika kita merefleksi hari-hari dalam kehidupan kita. Kita mendapat rekomendasi makanan di aplikasi ojek daring, mendapat rekomendasi film yang sesuai dengan selera kita saat menonton film di aplikasi Netflix, mendapat rekomendasi lagu di aplikasi Spotify, jalan yang lebih lancar untuk dilalui dari aplikasi Google Maps atau Waze, dan sebagainya. Hidup kita menjadi lebih mudah, semua berkat teknologi AI. 

Sudah sewajarnya AI dengan segala sejuta potensinya yang dapat dimanfatkan untuk kesejahteraan umat manusia, dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan di fakultas apapun, lebih-lebih di fakultas psikologi. Pada paparan ilmiahnya di tahun 2021, Gado dkk. berpendapat bahwa di dalam kurikulum psikologi, mahasiswa diajarkan materi tentang persepsi, perilaku di berbagai konteks, statistik, yang semuanya dapat memberikan insight berharga untuk pengembangan AI untuk kesejahteraan manusia. Pendapat tersebut mendukung apa yang telah dipaparkan sebelumnya oleh Dwyer dkk. pada tahun 2018 yang menyebutkan bahwa AI di bidang psikologi dapat digunakan untuk memudahkan proses diagnosis, prognosis, dan pengobatan pasien gangguan mental. Teknologi chatbots, misalnya, dapat digunakan untuk proses terapi percakapan dengan manusia. Hari ini bahkan sudah ada model virtual yang menjadi influencer di media sosial, memiliki ratusan ribu pengikut dalam kurun waktu 10 bulan, dan sudah bekerjasama dengan lebih dari 100 produk sponsor. Bayangkan betapa teknologi AI juga berpotensi membantu riset-riset eksperimental perilaku konsumen dan psikologi sosial.

Saat ini, beberapa fakultas psikologi di Indonesia sudah menyadari pentingnya mengimplementasikan materi AI ke dalam kurikulum psikologi. Namun, belum banyak yang memiliki model tentang implementasi materi AI dalam kurikulum psikologi. Hal yang juga penting untuk mengenalkan materi AI dalam kurikulum psikologi adalah bagaimana materi AI dapat diterima oleh mahasiswa psikologi. Penelitian Gado, dkk (2021) berusaha mengidentifikasi faktor-faktor penentu yang mempengaruhi sikap dan intensi mahasiswa psikologi untuk menggunakan AI. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa faktor persepsi akan kegunaan dan kemudahan penggunaan AI menjadi faktor yang paling memprediksi sikap mahasiswa terhadap AI. Selain itu, sikap mahasiswa terhadap AI, persepsi kegunaan, norma sosial, dan persepsi pengetahuan akan AI, menjadi prediktor mahasiswa untuk menggunakan AI. Oleh karena itu, pengambil keputusan kurikulum psikologi dapat mempertimbangkan hasil penelitian dari Gado tersebut, untuk kemudian menetapkan cara-cara dan teknik yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan materi AI dalam kurikulum psikologi, serta meningkatkan minat mahasiswa psikologi mempelajari AI. 

Author

Bagikan artikel ini

Artikel terkait