Pernahkan Anda menyadari bahwa aroma atau wewangian tertentu memiliki pengaruh terhadap pikiran dan tindakan kita? Sebagian dari kita pasti pernah melihat seseorang (atau bahkan mungkin kita sendiri) mencoba mencium aroma makanan yang dihidangkan sebelum memutuskan untuk memakannya atau tidak. Atau, wewangian tertentu bisa membuat kita merasa lebih rileks, sedangkan wewangian lainnya membuat kita lebih terjaga. Kadang kita juga teringat akan peristiwa dan emosi yang kita rasakan di masa lalu ketika tiba-tiba mencium aroma tertentu, kemudian membuat kita mengalami emosi itu kembali. Mengapa bebauan tertentu bisa berperan dan kadang menentukan perilaku kita sehari-hari, meskipun kita tidak menyadarinya?
Aroma atau wewangian tertentu dapat memiliki asosiasi yang kuat terhadap pengetahuan dan pengalaman kita di masa lalu. Sehingga, ketika kita mencium wewangian tersebut, otak kita mampu memproses lebih cepat ingatan-ingatan atau konsep-konsep yang berkaitan dengan wewangian tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman kita. Wangi jeruk, misalnya, memiliki asosiasi yang kuat dengan kebersihan dan kerapihan. Kenapa? Karena banyak produk-produk kebersihan yang menggunakan aroma tersebut, mulai dari deterjen cuci piring, sabun cuci tangan, pembersih serbaguna, sampai cairan pembersih lantai. Hal ini membuat otak kita mampu memadankan dengan cepat antara wangi jeruk dengan kebersihan. Tidak hanya itu, ingatan dan pikiran mengenai kebersihan yang muncul akibat wewangian jeruk juga mampu mendorong seseorang untuk berperilaku bersih-bersih. Setidaknya, itulah yang ditemukan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan tahun 2005.
Dalam penelitian tersebut, tim peneliti menemukan bahwa wewangian jeruk mampu mempercepat seseorang untuk memikirkan, merencanakan, dan melakukan perilaku kebersihan. Mereka melakukan tiga eksperimen terpisah terhadap total 51 mahasiswa di Belanda. Dalam temuan mereka, orang yang berada di ruangan yang diberi wewangian jeruk mampu mengenali kata-kata yang terkait dengan kebersihan secara lebih cepat dibandingkan dengan orang yang berada di ruangan tanpa wewangian apapun. Selain itu, kelompok partisipan di ruangan dengan wewangian jeruk juga menuliskan lebih banyak rencana kegiatan yang terkait dengan bersih-bersih ketika diminta untuk menuliskan rencana kegiatan mereka hari itu. Terakhir, tim peneliti juga menemukan bahwa partisipan yang berada di ruangan dengan wewangian jeruk cenderung memiliki inisiatif lebih tinggi dalam membersihkan meja dari remahan biskuit yang mereka makan. Ketiga temuan tersebut kembali menegaskan bahwa asosiasi yang kuat antara wangi jeruk dengan kebersihan mampu membuat orang untuk memikirkan, merencanakan, dan melakukan tindakan yang berkaitan dengan kebersihan, sekalipun orang tersebut tidak begitu menyadari adanya wewangian jeruk di sekitarnya.
Dalam kesimpulannya, tim peneliti menyatakan bahwa indera penciuman berperan tidak kalah pentingnya dengan indera pengelihatan dalam membentuk asosiasi yang kuat antara persepsi dan tingkah laku manusia. Hal ini menunjukkan betapa rentannya proses berpikir dan pengambilan keputusan kita terhadap setiap bentuk stimulus dari lingkungan sekitar kita, dengan ataupun tanpa kita sadari.
Artikel ini merupakan ringkasan dari artikel ilmiah “Smells Like Clean Spirit: Nonconscious Effects of Scent on Cognition and Behavior” oleh Holland, Hendriks, & Aarts (2005) yang diterbitkan di jurnal Psychological Science.